Artikel budaya
Kamis, 11 April 2024
Minggu, 14 Januari 2018
GEGURITAN
NGLEWANG
(Mengeti ambal warsa 45th
Nunuk S)
Ngglewang iku laku jantrane srengenge
jumedul wayah bangun esuk angslup ing wayah sore
terus gumanti rembulan andadari
mangkono sakteruse laku jantrane kodrat.
lelakone manungsa tanpa beda srengenge lan rembulan
manungsa tan bisa milih amung narima ing pandum
rezeki jodo lan pati
iku pepetingane pangeran
mula mung mangestoake dawuhe pangeran
kanti ikstiar iklas sabar lan syukur
apa wae kang kasandang dening manungsa.
(Mengeti ambal warsa 45th
Nunuk S)
Ngglewang iku laku jantrane srengenge
jumedul wayah bangun esuk angslup ing wayah sore
terus gumanti rembulan andadari
mangkono sakteruse laku jantrane kodrat.
lelakone manungsa tanpa beda srengenge lan rembulan
manungsa tan bisa milih amung narima ing pandum
rezeki jodo lan pati
iku pepetingane pangeran
mula mung mangestoake dawuhe pangeran
kanti ikstiar iklas sabar lan syukur
apa wae kang kasandang dening manungsa.
Rabu, 08 Maret 2017
Budaya Jawa
Blog ini berisi berbagai hal tentang orang jawa. Baik tentang kebudayaan, kebiasaan hidup, keyakinan yang dianut dan hal - hal lain yang berhubungan dengan orang jawa.Mari berbagi pengetahuan di sini.
harafiah : Memikul tinggi memendam dalam
Mikul : Memikul
Dhuwur : Tinggi
Mendhem : Memendam, menanam
Jero : Dalam
Arti yang tersirat :
Menjunjung tinggi kehormatan orang tua. Ungkapan ini mengharapkan setiap anak wajib menjunjung tinggi kehormatan orang tua atau menjaga nama baik orang tua.
Nilai apa yang diajarkan:
Ungkapan ini mengandung nilai pendidikan yang intinya mendorong anak agar berbakti dan menghormati orang tuanya. Aib dan cela orang tua harus dilindungi agar orang lain tidak mengetahui. Lebih - lebih jangan sampai si anak menyebabkan aib dan cela bagi orang tuanya tersebar luas kepada orang lain.
Dalam adat yang berlaku, bila orang tua meninggal, anak - anaknyalah yang pertama - tama wajib mengusung petih jenasahnya serta bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap proses penguburannya. Usungan diharapkan dapat dipikul setinggi mungkin agar tidak tersangkut pagar/tanaman lain. Inilah maksud ungkapan "dipikul dhuwur". Kemudian jenasah harus dikubur sedalam mungkin agar tidak mudah dibongkar atau dimakan binatang buas atau juga jangan sampai bau busuk keluar mengganggu orang lain.
Maka dalam kehidupan di masyarakat diharapkan setiap orang berusaha senantiasa menjaga nama baik atau kehormatan orang tuanya. Harapannya si anak dapat hidup sukses sehingga nama orang tua juga akan ikut terangkat "mikul dhuwur mendhem jero".
Ungkapan yang bermakna hampir sama :
Nyuwargaake wong tuwo artinya membahagiaakan orang tua.
Mikul : Memikul
Dhuwur : Tinggi
Mendhem : Memendam, menanam
Jero : Dalam
Arti yang tersirat :
Menjunjung tinggi kehormatan orang tua. Ungkapan ini mengharapkan setiap anak wajib menjunjung tinggi kehormatan orang tua atau menjaga nama baik orang tua.
Nilai apa yang diajarkan:
Ungkapan ini mengandung nilai pendidikan yang intinya mendorong anak agar berbakti dan menghormati orang tuanya. Aib dan cela orang tua harus dilindungi agar orang lain tidak mengetahui. Lebih - lebih jangan sampai si anak menyebabkan aib dan cela bagi orang tuanya tersebar luas kepada orang lain.
Dalam adat yang berlaku, bila orang tua meninggal, anak - anaknyalah yang pertama - tama wajib mengusung petih jenasahnya serta bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap proses penguburannya. Usungan diharapkan dapat dipikul setinggi mungkin agar tidak tersangkut pagar/tanaman lain. Inilah maksud ungkapan "dipikul dhuwur". Kemudian jenasah harus dikubur sedalam mungkin agar tidak mudah dibongkar atau dimakan binatang buas atau juga jangan sampai bau busuk keluar mengganggu orang lain.
Maka dalam kehidupan di masyarakat diharapkan setiap orang berusaha senantiasa menjaga nama baik atau kehormatan orang tuanya. Harapannya si anak dapat hidup sukses sehingga nama orang tua juga akan ikut terangkat "mikul dhuwur mendhem jero".
Ungkapan yang bermakna hampir sama :
Nyuwargaake wong tuwo artinya membahagiaakan orang tua.
Selasa, 18 Agustus 2015
PUISI BEBAS
Masa lalu
Kulihat kejadian
didepan mata kepalaku
Sekelompok anak bermain disekitar rumahku
Datanglah seorang anak yang lebih besardarinya dengan sepeda
Lalu turun dan menangkap satu orang anak dan dibuli
Ampun mas,....ampun....
Ampun mas,..... ampun.....
Dan temannya yang lain berlari meninggalkannya tanpa peduli
Lalu aku terbayang
masa-masa kecilku
Teman-teman bermainku banyak , yang berusia lebih lebih muda bahkan lebih muda dariku
Ada juga peristiwa kekerasan tetapi kami peduli satu sama
lain
Saling menasehati dan melindungi diantara kami
Tapi hari ini, anak seolah acuh saja tanpa ada rasa senasib
sepenanggungan
Aku tak habis pikir, generasi kita telah buta rasa, asih
asah asuh
Barang kali itu kesalahan kita dalam menentukan arah norma
hidup bermasyarakat bagi generasi kita hari ini untuk nanti.
Rabu, 19 November 2014
PRESIDENKU BARU
Pilkada sudah selesai. Banyak yang stres gara-gara dikejar para penagih
hutang. La.., bagaimana, tidak stres. Modal nyalegnya ngutang. Tidak terpilih
lagi. Coba bayangkan mesti saja ya gulung koming ta.
Maka kalau mau terjun ke politik itu jangan disamakan cari kerja, apa lagi
diniatkan seperti main gaple. Bejo bejan (untung-untungan). Itu kan aneh.
Mestinya, kalau sudah bertekad menggeluti politik harus bersiap mengabdi kepada
si Suto dan si Noyo. Harus iklas mengasihi, mencintai kaum papa. Tidak bersikap
seperti borjois begitu. Ngumbar janji yang tidak berarti. Bagaimana mungkin
kaum papa disuruh untuk memilih, padahal para caleg tak pernah berempati kepada
mereka. Karyanya gak ketak (tidak dapat
dirasakan) dimasyarakat.
Sekarang sudah usai caleg-calegan artinya sekarang sudah jadi anggota DPR
boleh tidak boleh aku minta, dan harus para anggota DPR itu memperlihatkan
kinerja mewakili rakyat untuk mencari jalan agar supaya rakyat hidup sejahtera,
dan dengan kemandirian. Bukan sejahtera karena ngutang. Dan juga para anggota
DPR itu harus membuat undang-undang yang dapat mensejahterakan rakyat, dan
memberikan hak-hak rakyat yang lebih besar. Bukan mikir atau membuat
undang-undang yang menguntungkan diri sendiri. Ingat do’a orang papa dan
tertindas dikabulkan oleh Aullah.
Jadi, begini lho maksudku. Presiden sudah dipilih. Beliau punya program
ingin membuat Indonesia ini menjadi hebat. Perlu DPR dukung supaya segera
terwujud. DPR jangan menjadi duri pengganggu. Rakyat menunggu, apa yang
dijanjikan benar-benar dapat dinikmati oleh rakyat jelata. Anak-anak mereka
dapat bersekolah dengan baik kalau sakit segera ditolong dokter dengan baik,
gratis lagi. Jadi orang bodoh harus
dipandaikan, orang sakit disehatkan, orang lemah dikuatkan. Jangan dijadikan
dagangan untuk menjaring suara setiap lima tahun sekali. Jangan dipiara kaum
fakir miskin itu. Harus dibasmi sampai akar-akarnya, agar menjadi kaum yang
kuat sejahtera. Begitu kan maunya
presiden baru kita. Dan kenyataannya kita telah memilihnya, artinya kita punya
kemauan seperti apa yang dijanjikannya tempo hari.
Itulah yang kita mau. Hidup kita harus berubah kemasa depan yang lebih baik
sejahtera. Kita hormati hasilnya. Kuroptor dan tikus-tikus harus kita buru.
Walaupun sampai keujung dunia. Kita semua kan berharap agar negeri kita
mencapai tujuan negeri panjang punjung loh jinawi kondang onang-onang kabeh
nyawa ing kene kadya urip ing njeroning swarga, kalau Ki Dalang “Panjang
artinya menjadi buah bibir (cerita), Punjung artinya kesohor keagungannya, lah
jinawi artinya makmur (kaya raya), ayem tenteram kerta raharja artinya
masyarakatnya damai sejahtera.
Itukan yang kita mau saudaraku?
Kamis, 07 Agustus 2014
INTEGRITAS GURUKU
Nanti pukul 14.00 wib masuk lagi ya,
“pesan Pak Muh” Pak Muh, guru kelas tiga dan lima di SD Negeri tempat kami
sekolah dulu. Beliau pendatang. Karena
tidak banyak guru di daerah kami. Biasanya guru-guru SD berasal dari kota
kabupaten lain. Di SD kami muridnya banyak sekali. Satu kelas rata-rata 40 an
anak. Sedangkan gurunya hanya lima orang dengan kepala sekolah. Pak Bon satu
orang. Ruang kelas Cuma ada dua yang cukup bagus itupun bengunan jaman belanda.
Kelas yang lain pinjam di Rumah pak
lurah.
Pak Muh, guru kelas kami. Beliau
kalau mengajar sebelumnya mengaabsen murid-muridnya dilanjutkan bernyanyi atau
bercerita terlebih dulu. Baru kemudian matematika (berhitung), bahasa daerah
dan budipekerti, barang kali kalau sekarang pendidikan karakter. Kami selalu menjemput beliau, membawakan
tasnya dan berjalan beramai-ramai mengiringi beliau. Beliau hampir tak pernah pakai sepatu, hanya
memakai sandal plastik. Sandal plastik ketika itu sangat mewah. Kami tidak tahu
penghasilan guru-guru kami, ku pikir ya tidak memadahilah, nyatanya rumahnya
berdidinding bambu, perabotannya sangat sederhana.
Siang itu cuaca sangat panas. Murid-murid
telah bersiap menerima tambahan pelajaran latihan-latihan mengerjakan soal-soal
dan membahasnya. Kami semua gembira menerima tambahan pelajaran pada saat itu,
walaupun pagi tadi telah masuk sekolah. Murid-murid tidak merasa bosan ataupun
malas-malasan dalam mengikutinya. Karena Pak Muh, dan guru-guru yang lain pada waktu itu pandai
memberi motivasi dan teladan yang baik, mereka sangat berwibawa dan disegani
oleh muridnya maupun masyarakat. Dan
mereka sangat bertanggungjawab terhadap keberhasilan belajar anak didiknya.
Guru-guru kami dulu hanya lulusan SGB setingkat SMP namun kemampuan mengajarnya
sangat baik. Dan mereka mampu, memiliki
kemampuan mengajar berbagai mata
pelajaran dengan baik. Guru-guru kami selalu memberi pelajaran tambahan, diluar
jam sekolah dan tak pernah mengutip biaya tambahan pelajaran, Beliau iklas demi
anak didiknya. Jadi anak-anak sangat hormat dan menyayanginya. Jika beliau
tidak hadir di sekolah sehari saja anak-anak bertanya-tanya ada apa gerangan?
Nasihat-nasihatnya selalu didengar
dan diikuti. Pesan-pesan yang disampaikannya
pun selalu aku ingat. Ya inilah
barangkali kalau istilah sekarang manusia yang berintegritas. Bahkan sampai sekarangpun
tak aku dengar cerita atau berita buruk yang menyangkut perjalanan hidup mereka
mantan pengasuh, pendidik kami dimasa sekolah dasar dahulu, baik yang masih
hidup maupun yang telah almarhum. Karena apa yang mereka katakan sama apa yang
mereka lakukan.
Rabu, 23 Juli 2014
SATRIA
Apa satria itu?
Siapakah satria itu?
Bangsa apakah satria itu?
Untuk menjawab pertanyaan , apa satria itu? Kita harus dapat
menjawab, jenis kata apa satria itu? Menurut pendapat pribadi saya, satria
merupakan kata sifat.
Jadi apa satria itu? Satria adalah suatu sikap tindakan yang didasari oleh pola pikir positif untuk
kemaslahatan orang banyak. Tindakan yang dilakukan untuk sesuatu hal yang
bertujuan melindungi apa saja, siapa saja yang memerlukan atau pantas diberikan
bantuan untuk sebuah kemaslahatan.
Siapakah satria itu?
Datang tampak muka pergi tampak punggung. Itulah sebuah
peribahasa Indonesia, yang diajarkan disekolah oleh Bapak ibu guru kita ketika
kita masih duduk dibangku Sekolah Dasar dulu. Yang berarti kira-kira berani
berbuat ya harus mau menanggung segala akibat yang ditimbulkannya. Tidak melarikan diri atau menghindar dari
akibat yang ditimbulkannya. Apa lagi mencari pembenaran dengan menggiring
pendapat orang lain seolah-olah dirinya benar melakukan perbuatan itu.
Satria itu, adalah sebuah sikap perilaku pengabdian ataupun
pengorbanan diri. Siapa saja yang bersikap dan berperilaku pengabdian maupun
mengorbankan dirinya untuk sebuah kebajikan bagi seluruh umat, tanpa
mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Nirlaba.
Seorang kasatria harus dapat menunjukkan sebuah kebenaran
yang hakiki. Ia dapat dipegang janjinya. Satu kata antara pucapan dan
tindakannya. Ia dapat berada dimana-mana. Tidak bertopeng tampil apa adanya. Rendah
hati, berjiwa besar. Kasatria harus dapat memahami kitab hastha
brata. Bukan Si Anu kan manusia jadi wajar. Kalau kata permakluman seperti itu
tersemat pada dirinya, maka sifat dan sikap kasitriaanya luntur demi nilai.
Jadi bila ada orang yang mengaku sebagai kasatria yang bersikap berperilaku
diluar nilai kemuliaan itu jelas bukan seorang kasatria. Dan ia tidak pantas
untuk diteladani dan diikuti.
Saya berharap semoga para pimpinan kita Indonesia,
benar-benar mendapat kan pimpinan ataupun pemangku wilayah , yang dapat
menguasai hastha brata.
Semoga Allah
memberikan jalan kebenaran yang hakiki.
Langganan:
Postingan (Atom)