Pilkada sudah selesai. Banyak yang stres gara-gara dikejar para penagih
hutang. La.., bagaimana, tidak stres. Modal nyalegnya ngutang. Tidak terpilih
lagi. Coba bayangkan mesti saja ya gulung koming ta.
Maka kalau mau terjun ke politik itu jangan disamakan cari kerja, apa lagi
diniatkan seperti main gaple. Bejo bejan (untung-untungan). Itu kan aneh.
Mestinya, kalau sudah bertekad menggeluti politik harus bersiap mengabdi kepada
si Suto dan si Noyo. Harus iklas mengasihi, mencintai kaum papa. Tidak bersikap
seperti borjois begitu. Ngumbar janji yang tidak berarti. Bagaimana mungkin
kaum papa disuruh untuk memilih, padahal para caleg tak pernah berempati kepada
mereka. Karyanya gak ketak (tidak dapat
dirasakan) dimasyarakat.
Sekarang sudah usai caleg-calegan artinya sekarang sudah jadi anggota DPR
boleh tidak boleh aku minta, dan harus para anggota DPR itu memperlihatkan
kinerja mewakili rakyat untuk mencari jalan agar supaya rakyat hidup sejahtera,
dan dengan kemandirian. Bukan sejahtera karena ngutang. Dan juga para anggota
DPR itu harus membuat undang-undang yang dapat mensejahterakan rakyat, dan
memberikan hak-hak rakyat yang lebih besar. Bukan mikir atau membuat
undang-undang yang menguntungkan diri sendiri. Ingat do’a orang papa dan
tertindas dikabulkan oleh Aullah.
Jadi, begini lho maksudku. Presiden sudah dipilih. Beliau punya program
ingin membuat Indonesia ini menjadi hebat. Perlu DPR dukung supaya segera
terwujud. DPR jangan menjadi duri pengganggu. Rakyat menunggu, apa yang
dijanjikan benar-benar dapat dinikmati oleh rakyat jelata. Anak-anak mereka
dapat bersekolah dengan baik kalau sakit segera ditolong dokter dengan baik,
gratis lagi. Jadi orang bodoh harus
dipandaikan, orang sakit disehatkan, orang lemah dikuatkan. Jangan dijadikan
dagangan untuk menjaring suara setiap lima tahun sekali. Jangan dipiara kaum
fakir miskin itu. Harus dibasmi sampai akar-akarnya, agar menjadi kaum yang
kuat sejahtera. Begitu kan maunya
presiden baru kita. Dan kenyataannya kita telah memilihnya, artinya kita punya
kemauan seperti apa yang dijanjikannya tempo hari.
Itulah yang kita mau. Hidup kita harus berubah kemasa depan yang lebih baik
sejahtera. Kita hormati hasilnya. Kuroptor dan tikus-tikus harus kita buru.
Walaupun sampai keujung dunia. Kita semua kan berharap agar negeri kita
mencapai tujuan negeri panjang punjung loh jinawi kondang onang-onang kabeh
nyawa ing kene kadya urip ing njeroning swarga, kalau Ki Dalang “Panjang
artinya menjadi buah bibir (cerita), Punjung artinya kesohor keagungannya, lah
jinawi artinya makmur (kaya raya), ayem tenteram kerta raharja artinya
masyarakatnya damai sejahtera.
Itukan yang kita mau saudaraku?